Muncul diawali dengan pengkhianatan, tenang saja Tuhan maha pemaaf. takdir diciptakannya dunia, banyak teori. Master berkata diawali dari big bang, lahirlah intoxicator. Darwin menyimpulkan sesuatu yang menggemparkan. Tapi kitab Tuhan berkata lain. Semua hanya tentang ideologi. Tapi bagiku tak penting apa yang disebut dengan ideologi, yang kumau hanyalah perdamaian. Dewasa mengajarku jangan berbuat sesuatu yang buruk, karena itu dosa. Tapi dewasa berkata demikian dalam dosa. Mengajarkan kebaikan dengan keburukan. Dewasa memarahiku dengan nafsu yang menggebu-gebu, aku berkata apa yang menurutku benar sesuai dengan apa yang ia ajarkan. Dia tak bisa menerima dan meluapkan seluruh emosinya, cairan mulutnya pun keluar. Penghinaan bagiku ketika dewasa lain datang mencoba menenangkanku, ia berkata: "jangan dijawab, jangan dilawan kalo dia sedang marah". Nuraniku tak dapat menerimanya, dia punya pengalaman yang lebih, hidup di dunia lebih lama dariku. Kenapa aku yang harus...
Masuk ke dalam ruangan yang tak bertepi, masih beratap dan tak jelas lantainya. Masih terbatas, berborder dengan ilmu pengetahuan, rasa, pemikiran, dan segala batas ketidakmampuan. Dalam ruangan/space yang seminyata dan semimaya, kucurahkan isi pemikiran yang terfilter oleh hati/perasaan. Mengindahkan logika dan realita, merayu alam mengharap kepuasan, terkalahkan oleh nafsu, terbelenggu dalam kebingungan, semuanya tersimpan dalam angan.