Skip to main content

Alasan Memecat Sekretaris

Alasan Mengapa Aku Memecat Sekretaris
Dua minggu yang lalu adalah ulang tahunku yang ke-35 dan mood ku tidak terlalu baik pagi itu.
Aku turun untuk sarapan dengan harapan istriku akan mengucapkan dengan penuh sukacita “ Selamat ulang tahun suamiku tersayang “ dan mungkin saja dengan sebuah kado ulang tahun untukku. Waktu berlalu dan bahkan dia tidak mengucapkan selamat pagi. Aku berpikir, ya , itulah istriku, tapi mungkin anak-anakku akan mengingat kalu hari ini aku berulang tahun.
Anak-anak datang ke meja makan untuk sarapan, namun mereka juga tidak mengatakan satu patah katapun. Akhirnya aku berangkat ke kantor dengan perasaan kecewa dan sedih.
Ketika aku masuk keruangan, sekretarisku, Janet, menyapaku “ Selamat pagi boss, selamat ulang tahun ! “
Dan akhirnya aku merasa sedikit terobati mengetahui ada seseorang yang mengingat hari ulang tahunku.
Aku bekerja samapai tengah hari dan kemudian Janet mengetuk pintu ruanganku dan berkata “ Apakah anda tidak menyadari bahwa hari ini begitu cerah diluar dan hari ini adalah hari ulang anda, mari kita pergi makan siang, hanya kita berdua “
Aku berkata “ Wow, itu adalah perkataan yang luar biasa yang saya dengar hari ini, mari kita pergi “
Kami berdua pergi makan siang. Kami tidak pergi ketempat dimana kami biasanya makan siang, tetapi kami pergi ketempat yang sepi. Kami memesan 2 botol martiny dan sangat menikmati makan siang kami.
Dalam perjalan pulang kekantor , dia berkata “ anda tahu ini adalah hari yang begitu indah, kita tidak perlu kembali ke kantor kan ? “
“ Tidak perlu, saya pikir tidak perlu “ jawabku.
Lalu dia mengajak saya untuk mampir ke apartemennya.
Setelah tiba di apartemennya, dia berkata “ Boss, jika anda tidak keberatan, saya akan pergi keruang tidur dan melepaskan sesuatu agar lebih nyaman “
Tentu saja sahutku dengan gembira. Dia pergi kekamar tidur dan kira-kira enam menit kemudian dia keluar membawa kue ulan tahun yang besar diiringi oleh istri, anak-anak, dan sejumlah rekan kerja kami sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Aku hanya duduk terpaku disana.
Di sebuah sofa panjang, telanjang tanpa sehelai benangpun……..



sumber

Comments

Popular posts from this blog

Ibu-Ibu Kebelet Pipis

di dalam sbuah bus pariwisata yg semuanya adalah wanita hanya ada satu pria yaitu sopir bus tersebut,di sela-sela perjalanan seorang ibu-ibu tidak tahan ingin buang air kecil,si ibu berkata kepada sopir bus “pak sopir tolong berhenti sebentar saya mau buang air kecil” tapi sopir menjawap “sudahlah ini malam di sini juga rawan tahan saja dulu,kalaw memang tidak tahan di jendela saja sana gak ada yang lihat juga” batin si ibu benar juga lalu ibu membuka jendela dan pipis ternyata ibu mengencingi pereman yang sedang mengendarai motor si ibu ketakutan dan langsung duduk kembali pura-pura tidak tahu, Pereman langsung saja mengejar bus dan menghadangnya pereman itu langsung saja masuk ke dalam bus dan berkata “siapa yang berani-beraninya meludahi saya” sopir bus menjawap “apa anda mengenali orang yang meludahi anda tadi” pereman menjawap “ya saya mengenalinya dia laki-laki mempunyai kumis dan jenggot yang tebal di mana orang tersebut” si sopir menjawap “di sini tidak ada laki_laki selain sa...

Ahad, The Day Before

Penting? Apakah yang dianggap penting? Semuanya bergemuruh,,,,,,,,, meniti jalan memenuhi titik demi titik. Kulihat semua itu, bukan kudengar.........  Bingung semakin aku dibuatnya. Dimensi ini dibuat sendiri oleh mereka,olehku.........

Diawali Pengkhianatan

Muncul diawali dengan pengkhianatan, tenang saja Tuhan maha pemaaf. takdir diciptakannya dunia, banyak teori. Master berkata diawali dari big bang, lahirlah intoxicator. Darwin menyimpulkan sesuatu yang menggemparkan. Tapi kitab Tuhan berkata lain. Semua hanya tentang ideologi. Tapi bagiku tak penting apa yang disebut dengan ideologi, yang kumau hanyalah perdamaian. Dewasa mengajarku jangan berbuat sesuatu yang buruk, karena itu dosa. Tapi dewasa berkata demikian dalam dosa. Mengajarkan kebaikan dengan keburukan. Dewasa memarahiku dengan nafsu yang menggebu-gebu, aku berkata apa yang menurutku benar sesuai dengan apa yang ia ajarkan. Dia tak bisa menerima dan meluapkan seluruh emosinya, cairan mulutnya pun keluar. Penghinaan bagiku ketika dewasa lain datang mencoba menenangkanku, ia berkata: "jangan dijawab, jangan dilawan kalo dia sedang marah". Nuraniku tak dapat menerimanya, dia punya pengalaman yang lebih, hidup di dunia lebih lama dariku. Kenapa aku yang harus...